Monday, January 3, 2011

Tragedi 2 January 2011

1 Januari 2011
Pagi yang indah saat melewati Tahun 2010 dan mengukir cerita-cerita baru di Tahun 2011. Gue berharap ini awal yang baik untuk menjalankan aktifitas didalam maupun diluar, Hendra membalas pesan yang gue kirim buat ambil gambar di Pondok Labu bersama Crew Photografers. Hendra pun Telephone

Hendra : Jeng, photo yuk, kita indoor aja, gue pengen nyoba
Ajeng : Good idea tuch bang ^^
Hendra : Bawa baju atasan aja paling banyak, gue ambil gaya close up, konsepnya ladies cocok buat muka loe. Nanti jangan lupa bawa Dress hitam yang waktu itu ke Kota Tua, ok
Ajeng : Ok sipp..
Hendra : Make-Up sama kakak aja ya, biar Ok hasilnya, gue tunggu besok ya

2 Januari 2011
Gue bergegas untuk bersiap-siap karena cuaca semakin memburuk. Jam sudah menunjukan arah 11.00 awan semakin gelap, turunlah hujan yang sangat lebat disertai angin. Sedih rasanya mudah-mudahan ini bukan pertanda buruk, gue telephone Hendra
Ajeng : Bang, disini ujan deres banget, disana ujan ga?
Hendra : Disini ga ujan, cuma mendug doank
Ajeng : Gue tunggu ujan dulu ya, nanti abang mau jemput dimana?
Hendra : Manggari aja ya, soalnya lebih deket sampe rumahnya
Ajeng : Ok sip, gue kabarin kalo udah mau jalan

Sekitar jam 12.30 hujan mulai reda, gue bergegas untuk jalan, karena jalur gue dan pacar searah akhirnya kita jalan keluar bareng dan di drop lah gue sampe pasar mingggu naik 62 arah manggari. Hujan masih rintik-rintik sambil melihat arah kaca, gue mengabari Hendra kalau sudah mau tiba, Hendra mulai bergegas.

Tibalah di rumah Juan Salon (Tempat kediaman kakaknya Hendra), gue mulai dihajarnya oleh perlengkapan make-up, hanya 15 menit muka gw cantik bak seorang model papan atas. Hendra pun terkagum melihatnya. Perlengkapan semua sudah dibawa, tinggal pasang badan menuju Pondok Labu dikediaman Age Photografer. Arif sudah tiba didepan rumah

Ajeng : Bang Arif, Ajeng ikut siapa nanti?
Arif : Ikut Deden aja, Hendra mau ikut gue
Ajeng : Ok
Arif : Hendra, kita ambil kanan apa kiri nech?
Hendra : Kanan aja Rif
04.30
Sambil membaca doa sebelum jalan, kita jalan beriringan motor Arif lebih depan dan gue di belakang. Jarak masih 100km dari rumah, motor Arif melaju pelan dan mengambil arah kiri, tiba-tiba ada motor Jupiter yang melaju sangat kencang ingin menyalip mobil avanza, karena tidak kena akhirnya motor jupiter membanting arah kiri dan menabrak motor Arif. Gue berteriak sambil menyebut nama Allah dan menoleh kebelakang ternyata tabrakan beruntun. Subhanallah gue ga bisa bicara apa-apa keadaan Hendra parah, jari manis kaki kanan patah, pertikaian pun datang, Hendra segera dibawa Ke Rs. Persahabatan, dan si pelaku akan bertanggung jawab, motor dan stnk dibawa oleh kakaknya Hendra sebagai barang bukti. Ternyata Rs. Persahabatan tidak bisa bertindak lebih cepat karena perlengkapan yang tidak memadai, semua keluarga, kerabar dekat sangat khawatir. Setelah diselidiki ternyata si penabrak ini orang tidak punya, dia seorang supir bajaj, rumah hanya sepetak, istrinya sedang hamil. Rasa ga tega pun ada, si penabrak hanya bisa memberi uang Rp. 500.000 itu pun dia pinjam ke orang lain. Setelah berunding si penabrak dipersilahkan pulang dan Hendra di alihkan ke Rs. ST. Carolius. Setelah di periksa ternyata jari kakinya patah dan harus di operasi sebesar Rp. 25.000.000, semuapun kaget dengan biaya yang sebsar itu. Rs. juga memberikan keringan jika mempunyai Asuransi kita bisa di proses, karena Hendra baru masuk kerja, dia belum mendapatkan tunjangan asuransi. Semua berdoa semoga mendapatkan jalan keluarnya. Jam 8.00 malam keluarga memutuskan untuk dipindahkan ke Dukun Patah.
Puji Tuhan biaya semuanya ditanggung oleh perusahaan dan jari kaki Hendra masih bisa disambung lagi. Terima Kasih Tuhan berkat doa semuanya Hendra bisa tersenyum lagi :)


Nb : 1 bulan yang lalu Elgi (boyplend) bermimpi Gue, Hendra, dan temannya kecelakaan dengan mengendarai motor menuju tempat studio photo.




No comments:

Post a Comment